Sekretariat: Jl. Raya Cijulang No. 22 Margacinta - Pangandaran

Senin, 27 Juli 2015

Angklung Toel Mang Koko

Angklung merupakan alat musik tradisional sunda yang terbuat dari bambu hitam. Pastinya, semua orang telah mengetahui hal tersebut. Di Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Koko, seorang seniman yang juga warga Dusun Balengbeng, Desa Margacinta, berhasil menciptakan angklung toel.



Koko memadukan beberapa angklung, sehingga membentuk unit nada atau laras diatonis maupun pentatonis. Laras yang dia buat mulai dari laras salendro, laras pelog, dan lara madenda.
Kepada HR, pekan lalu, Koko menjelaskan bahwa satu orang pemain biasanya hanya memainkan satu atau dua buah angklung. Namun, dengan angklung toel yang dia buat, seseorang bisa memainkan lima sampai tujuh angklung sekaligus.
“Karena angklung yang saya buat terinspirasi dari orgen atau piano, sehingga cara memainkannya pun cukup hanya ditoel (disentuh),” katanya.
Pada kesempatan itu, Koko juga mengaku sudah membuat alat kesenian tradisonal sunda sejak tahun 1987. Selama itu, dia sudah membuat sejumlah alat musik seperti angklung, kecapi, gamelan, dan lainnya.
Lebih lanjut, Koko menuturkan, kemampuan menciptakan alat musik berhasil dia kuasai setelah belajar dari orang tuanya. Soal angkulung toel, dia mengklaim belum ada yang menciptakannya selain dirinya.
Saat ini, kata Koko, banyak orang yang sudah memesan angklung toel buatannya. Pemesan diantaranya datang dari daerah Purwakarta,  Bandung, Kawali, Ciamis dan Pangandaran. Ia juga sering mendapat pesanan dari sejumlah sekolah.
Econ (40), seniman asal Kawali, mengaku membeli angklung toel dari Koko. Saat ini, dia mengajarkan cara bermain angkulng toel kepada sejumlah anak-anak sekolah dasar dan taman kanak-kanak. (Askar/Koran-HR)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar