Angklung merupakan alat musik
tradisional sunda yang terbuat dari bambu hitam. Pastinya, semua orang
telah mengetahui hal tersebut. Di Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Koko,
seorang seniman yang juga warga Dusun Balengbeng, Desa Margacinta,
berhasil menciptakan angklung toel.
Koko memadukan beberapa angklung, sehingga membentuk unit nada atau
laras diatonis maupun pentatonis. Laras yang dia buat mulai dari laras
salendro, laras pelog, dan lara madenda.
Kepada HR, pekan lalu, Koko menjelaskan bahwa satu orang pemain
biasanya hanya memainkan satu atau dua buah angklung. Namun, dengan
angklung toel yang dia buat, seseorang bisa memainkan lima sampai tujuh
angklung sekaligus.
“Karena angklung yang saya buat terinspirasi dari orgen atau piano,
sehingga cara memainkannya pun cukup hanya ditoel (disentuh),” katanya.
Pada kesempatan itu, Koko juga mengaku sudah membuat alat kesenian
tradisonal sunda sejak tahun 1987. Selama itu, dia sudah membuat
sejumlah alat musik seperti angklung, kecapi, gamelan, dan lainnya.
Lebih lanjut, Koko menuturkan, kemampuan menciptakan alat musik
berhasil dia kuasai setelah belajar dari orang tuanya. Soal angkulung
toel, dia mengklaim belum ada yang menciptakannya selain dirinya.
Saat ini, kata Koko, banyak orang yang sudah memesan angklung toel
buatannya. Pemesan diantaranya datang dari daerah Purwakarta, Bandung,
Kawali, Ciamis dan Pangandaran. Ia juga sering mendapat pesanan dari
sejumlah sekolah.
Econ (40), seniman asal Kawali, mengaku membeli angklung toel dari
Koko. Saat ini, dia mengajarkan cara bermain angkulng toel kepada
sejumlah anak-anak sekolah dasar dan taman kanak-kanak. (Askar/Koran-HR)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar