Sekretariat: Jl. Raya Cijulang No. 22 Margacinta - Pangandaran

Senin, 27 Juli 2015

Kampung Badud Tawarkan Keasrian Alami




CIJULANG, (KP),-
Sejatinya, aneka wisata patut dikunjungi oleh wisatawan yang hendak berlibur ke Kabupaten Pangandaran. Pasalnya di Kabupaten paling bungsu Jabar ini, tak hanya menawarkan suasana pantai, seperti pantai Pangandaran, Batukaras, batuhiu, Krapyak, ataupun pantai Madasari di Cimerak yang saat ini sedang dikembangkan Pemda, tapi ada suasana lain yakni wisata alam pedesaan.


Ya, di Kabupaten Pangandaran terdapat wisata alam pedesaan yakni Kampung Badud  yang terletak di Dusun Margajaya Desa Margacinta Kecamatan Cijulang. Dilokasi wisata ini, meski sudah terlihat geliat pengunjung tetapi belum seramai kunjugan objek wisata pantai. Padahal di Kampung Badud wisatawan akan disajikan kuliner khas yakni nasi liwet dengan cita rasa unik.

Pengunjung asal Tasikmalaya Iwan Sikarto (32) mengatakan dirinya menyukai berwisata ke lokasi yang sangat alami, maka di Kampung Badud inilah hasratnya beribur ke suasana pedesaan cukup mumpuni.

“Kampung yang asri berudara segar diatas bukit dengan pemandangan jembatan gantung dibawahnya memanjakan kami. Apalagi yang membedakan pedesaan ditempat lain yakni, di Kampung Badud mendengarkan gemuruh air sungai Cijulang yang menjulang menyusuri dibawah bukit, “ungkapnya seraya mengungkapkan seguhan lainnya yakni wisata Body rafting dari wilayah Pangancraan yang menjadi hulu sungai Cijulang.

Salah satu warga setempat, Kartiwa (40) menjelaskan Kampung badud merupakan kampung yang dibuat untuk melestarikan kesenian badud. Lebih dari itu kesenian badud merupakan identitas daerah dimana kesenian badud itu berasal.

“konon yang pertama merilis atau mempopulerkan kesenian badud yaitu Ki Suninta. Dengan alasan kecintaannya kepada kampung halaman, Ki Sukinta terus mempopulerkan kesenian warisan leluhur hingga saat ini” ucap dia.

Ia kembali mengisahkan, lambat laun kesenian badud kuno menjadi salah satu tradisi masyarakat Dusun Margajaya Desa Margacinta sebagai seni ritual dan budaya kolot. Atas jerih payah Ki Sukinta ini, akhirnya saat ini dijadikan kesenian khas Kabupaten Pangandaran. (Muslih Jerry/”KP”)

Sumber: Kabar Priangan Edisi 24 Juli 2015

Tidak ada komentar :

Posting Komentar